para pemikir realis berkata: "tidak ada yang namanya teman ataupun musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi, manusia semuanya adalah serigala berbulu domba!"
hmmm.. mungin apa yang dikatakan mereka boleh jadi benar, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut juga salah atau mungkin kurang tepat..
sebuah pelajaran berharga yang gue dapet belakangan ini, tentang arti betapa pentingnya rasa kepercayaan, tentang pentingnya rasa pengertian dan tentang pentingnya rasa saling membutuhkan..
sering kali gue berpikir sama seperti apa yang para pemikir realis tadi katakan, sederhana saja karena sering pula gue melihat realita yang terjadi kenyataannya memang seperti itu..
tapi satu hal penting yang mulai gue sadari saat ini adalah, ketika gue memposisikan diri sebagai seorang yang mempercayai, seorang yang memberikan kepercayaan kepada orang lain, dan seorang yang memang membutuhkan orang lain untuk dimengerti, ternyata memang rentan sekali untuk 'berpikir' bahwa "tidak ada yang namanya teman ataupun musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi", apalagi ketika kepercayaan yang telah kita berikan kepada orang lain tersebut justru telah dikhianati, atau lebih halusnya 'tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan', kenapa?
jadi teringat salah satu materi pada mata kuliah keamanan global tentang munculnya 'persepsi ancaman', dijelaskan bahwa 'ancaman' muncul karena adanya 'kerawanan' (vulnerable), kerawanan timbul karena adanya rasa 'takut' (fear), dan semua itu bisa terjadi karena didasari oleh adanya 'kelemahan' (weakneses)..
setiap orang pasti punya kelemahan, ketika kelemahan itu ternyata sudah tidak hanya disadari oleh diri kita saja, ketika kita sudah 'berbagi' dengan orang lain, secara tidak langsung baik disadari atau tidak bahwa sebenarnya kita telah menunjukan 'kelemahan' kita kepada orang lain tersebut, jadi wajar saja jika ternyata 'persepsi' itu bisa muncul, mengingat bahwa kita manusia adalah makhluk sosial, makluk yang penuh emosi..
tapi bagaimana ketika kita berada pada posisi sebagai orang yang dipercayai, orang yang diberikan kepercayaan oleh orang lain, dan orang yang memang dibutuhkan oleh orang lain, apakah kita mau disebut sebagai 'serigala berbulu domba'?
semuanya kembali lagi berpulang kepada diri kita, kepada hati nurani kita dan kepada tujuan kita memaknai tetang apa itu arti 'hidup'..
setiap orang pastinya punya 'prinsip hidup', bagi gue selama gue belum melihat suatu arah, cara dan tujuan yang jelas dalam suatu hal, gue nggak akan 'nyebur' untuk masuk ke dalam suatu 'kolam yang butek', makanya diperlukan analisa awal yang membutuhkan pertimbangan dari berbagai macam sisi sebelum kita bertindak atau mengambil keputusan..
intinya, hidup itu pilihan, hukum 'opportunity cost' itu akan selalu berlaku, sekarang tinggal bagaimana kita melakukan hitung hitungan sebelum bertindak, dan apabila kita sudah memiliki keputusan, kita juga harus siap untuk menerima konsekuansi yang akan dihadapi, apapun itu..
"melakukan kesalahan itu wajar, yang tidak wajar adalah mengulang kesalahan.."